28 Jul 2011

Inilah Yang Terjadi Kalau Bumi Berhenti Berotasi

Bumi berotasi dengan kecepatan 1600 km/jam. Sejarah menunjukkan rotasi bumi melambat 2 detik tiap 100 ribu tahun. Eksperimen ini mempercepat perlambatan itu untuk melihat efeknya pada kehidupan dibumi sebesar 1 km/jam per hari. Perlambatan hingga berhenti total dirancang memakan waktu 5 tahun.

Gejala pertama dirasakan oleh industri penerbangan.
Navigasi pesawat memakai GPS dengan bantuan satelit. Satelit ikut berputar di atas bumi menyesuaikan dengan waktu di darat. Perlambatan rotasi bumi menyebabkan satelit keliru memposisikan pesawat dan pesawat akan mendarat di tempat yang tidak seharusnya. Dengan kata lain akan terjadi banyak kecelakaan pesawat terbang.

Penerbangan hanya digunakan untuk yg penting2 aja. Penumpang dipaksa mencari alternatif transportasi. AKibatnya kereta api, kapal laut, dan bus penuh sesak.



Gejala lainnya adalah pertambahan durasi hari. Perlambatan rotasi bumi menyebabkan perpanjangan hari. 1 hari bukan 24 jam lagi tapi akan bertambah menjadi 28 jam setelah 5 bulan. Jam ga bisa diandelin lagi.

Dunia ekonomi pun hancur. Saham - saham berguguran.
Rotasi bumi membuat bumi tidak bulat sempurna tapi agak lebar di khatulistiwa karena putarannya. Yang melebar adalah laut yg terkumpul di khatulistiwa.

Kalo rotasi melambat laut akan mengalir ke kedua kutub menyebabkan banjir di Eropa dan surut di khatulistiwa termasuk Indonesia.



Bukan cuma laut, udara bakal mengalir ke khatulistiwa menyebabkan naiknya tekanan udara. Paru-paru kita di Indonesia bisa pecah menghirup udara kayak gitu. Sebaliknya di belahan bumi utara & selatan udah kayak tinggal di gunung, udaranya tipis. Anak2 & orang tua tersiksa.

Kehidupan flora & fauna pun terganggu. Hewan yang bermigrasi akan kebingungan dengan hari yang terus bertambah panjang dan akhirnya mati kepanasan/kedinginan. Tanaman juga tersiksa dengan terik matahari yang lebih panjang dari pada biasanya & juga oleh dinginnya malam yang panjang.

Selain itu, juga terjadi aktivitas geologi yang ekstrim, seperti gempa bumi & gunung meletus di lokasi yang biasanya aman. Penyebabnya adalah gesekan yang timbul oleh lapisan2 bumi yang perlambatannya beda-beda.




Putaran inti bumi menghasilkan medan magnet yang melindungi bumi dari radiasi matahari. Klo udah melambat artinya medan magnet ini melemah dan radiasi matahari bebas masuk dan bikin kanker kulit pada manusia bahkan sunscreen pun ga berdaya.

Setelah 4 tahun, 1 hari = 13 hari normal. Semua manusia mengalami jet lag permanen, ga bisa tidur karena masih terang. Eropa, Amerika selatan, dan Afrika bagian selatan akhirnya tenggelam total. Di khatulistiwa muncul benua baru dari surutnya laut. Sumatera, Jawa, dan Kalimantan terhubung oleh dangkalan Sunda, sedangkan Papua & Australia terhubung oleh dangkalan Sahul.

Orang2 berbondong2 pindah ke tanah baru yang ga banjir dan masih bisa nafas enak. Kapal laut kandas ke dasar laut yg kering. Perdagangan internasional udah ga ada lagi.

Cuaca jadi sangat ekstrim. Karena sinar matahari berlangsung lama maka badai bisa berminggu-minggu lamanya.



Akhirnya setelah 5 tahun, bumi berhenti total tapi masih berevolusi (mengelilingi matahari). 1 hari = tahun, terdiri dari 6 bulan siang yang bisa nyampe 50 derajat celsius & 6 bulan malam yang suhunya sampe -50 derajat celsius (lebih dingin daripada kutub sekarang).

Jumlah manusia yang tewas mencapai 6 miliar orang (hampir semuanya). Mungkin ada sedikit orang yg pindah ke daerah yang ga kebanjiran & tekanan udaranya nyaman. Kutub bakalan malem sepanjang tahun. Banyak juga tanaman & hewan yg punah.

Simulasi ini pengen kasih tahu bahwa rotasi bumi bukan cuma buat ngehasilin siang dan malam bahkan cenderung ga ada di pikiran semua manusia. Tapi ternyata rotasi bumi sangatlah penting dan memiliki banyak kontribusi buat kehidupan planet ini.

Mungkin kelak kejadian seperti ini bisa saja terjadi dan menjadi akhir dari sejarah peradaban manusia di dunia, wallahu'alam...

sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9707843
Dapatkan Update Artikel RSS feed yang bermanfaat dari Saya, atau ikuti Saya di Twitter.
Email address:

0 komentar:

Posting Komentar